Oleh: Ustaz Toto Tasmara
Cinta adalah kekuatan batiniah yang merupakan fitrah esensial yang dianugerahkan Ilahi. Cinta adalah tema sentral di mana segala sesuatu berangkat dan berlabuh pada muara cinta. Apabila seluruh kehidupan dinisbatkan kepada cinta, niscaya damailah dunia.
Cinta atau di dalam bahasa Arab disebut dengan hubb adalah inti atau nucleus dari hubungan antara Abid dengan Ma'budnya. Dalam getaran cinta itu ada isy yaitu suasana keterpikatan dan kerinduan yang teramat sangat.
Asyik adalah kerinduan sang Perindu yang terus menerus mengharap Sang Ma'syuk (yang dirindukannya) dengan penuh keterpesonaan .
Ibarat kemegahan seorang Raja, mahkotanya adalah cinta yang berhiaskan mutiara keikhlasan, intan kesabaran, jamrud kerinduan. Raja yang tidak bermahkota, bagaikan penguasa tanpa wibawa.
Itulah sebabnya, bila seseorang mencintai Allah, akan tampak dari prilakunya yang ikhlas mengikuti jejak akhlaq Rasulullah SAW, sebagaimana Allah berfirman, "Katakanlah, jika engkau mencintai Allah , ikutilah aku, maka Allah akan mencintaimu, mengampunkan dosa-dosamu. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Penyayang." (3 : 31).
Rasa cintanya, telah menepis segala jalan kecuali jalan yang ditetapkan Ilahi yang disebut sirathal mustaqim, jalan yang di penghujungnya ada gerbang ridha Ilahi. Pintu yang akan menghantarkan hamba-Nya memasuki taman–taman surga.
Pendidikan Islam UNY
Lembaga pendidikan islam mujahidin UNY (LPIM) merupakan lembaga yang menyelenggarakan pendidikan keislaman yang berkedudukan di kampus Universitas Negeri Yogyakarta. LPIM UNY merupakan lembaga semiotonom yang dalam penyelenggaraannya berada di dalam struktur takmir masjid al-mujahidin UNY.
Jumat, 20 Desember 2013
Selasa, 10 Desember 2013
Diskusi Pendidikan Islam. "Masa Depan dan Tantangan Pendidikan Islam"
Agenda akhir tahun LPIM UNY:
DISKUSI PENDIDIKAN ISLAM
"Masa Depan dan Tantangan Pendidikan Islam"
Jum'at, 20 Desember 2013.
Jam 13.00 WIB
di Masjid Al Mujahidin UNY
GRATIS! untuk umum
Bersama:
Dr. Sukamta
(Anggota DPRD DIY Komisi C)
Aulia Reza Bastian, M.Hum
(Dewan Pendidikan DIY)
Informasi lebih lengkap:
0899.5173.844
Jumat, 29 November 2013
Memaknai Musibah
Oleh Syarifah SPd*
Hari berganti hari, masa berganti masa detik berganti detik. Hidup adalah sebuah ketidak pastian, namun perpindahan adalah suatu hal yang pasti. Cobaan datang mendera bertubi tubi, entah itu nikmat atau musibah. Semua adalah sepaket ujian yang telah Allah siapkan untuk kita sebagai fitrah kita manusia.
Bila dianalogikan layaknya sebuah baja. Agar menjadi baja yang bagus dan bernilai pun harus ditempa dan di panaskan berkali kali agar menjadi besi yang amat berharga dan bernilai jual. Begitu pula kita, manusia, perlu di uji berkali kali agar mental menjadi lebih kuat dan derajat kita semakin meningkat di sisi Allah SWT.
Mukmin yang kuat, tak akan terpental hanya karena pukulan badai hidup yang menyerangnya. Ia akan segera bangkit dari keterpurukan nya dan belajar untuk memperbaiki dan belajar dari kesalahan yang di alaminya.
Kasih sayang Allah tidak selalu berwujud kesenangan, melimpahnya harta, tercapainya segala keinginan, dan jauh dari berbagai musibah. Justru bisa jadi sebaliknya. Orang yang mendapatkan berbagai kesenangan itulah yang tidak dicintai-Nya. Orang tersebut dibiarkan tenggelam dalam kesenangan dunia sampai tiba ajalnya. Pada saat itu semua kesenangan dicabut dan diganti dengan berbagai siksa yang mengerikan, baik ketika di kubur, di padang mahsyar, maupun di neraka.
Hari berganti hari, masa berganti masa detik berganti detik. Hidup adalah sebuah ketidak pastian, namun perpindahan adalah suatu hal yang pasti. Cobaan datang mendera bertubi tubi, entah itu nikmat atau musibah. Semua adalah sepaket ujian yang telah Allah siapkan untuk kita sebagai fitrah kita manusia.
Bila dianalogikan layaknya sebuah baja. Agar menjadi baja yang bagus dan bernilai pun harus ditempa dan di panaskan berkali kali agar menjadi besi yang amat berharga dan bernilai jual. Begitu pula kita, manusia, perlu di uji berkali kali agar mental menjadi lebih kuat dan derajat kita semakin meningkat di sisi Allah SWT.
Mukmin yang kuat, tak akan terpental hanya karena pukulan badai hidup yang menyerangnya. Ia akan segera bangkit dari keterpurukan nya dan belajar untuk memperbaiki dan belajar dari kesalahan yang di alaminya.
Kasih sayang Allah tidak selalu berwujud kesenangan, melimpahnya harta, tercapainya segala keinginan, dan jauh dari berbagai musibah. Justru bisa jadi sebaliknya. Orang yang mendapatkan berbagai kesenangan itulah yang tidak dicintai-Nya. Orang tersebut dibiarkan tenggelam dalam kesenangan dunia sampai tiba ajalnya. Pada saat itu semua kesenangan dicabut dan diganti dengan berbagai siksa yang mengerikan, baik ketika di kubur, di padang mahsyar, maupun di neraka.
Langganan:
Postingan (Atom)